Main Article Content

Abstract

Model pembelajaran Quantum Teaching merupakan salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika kelas IV materi konsep keliling dan luas segtiga dan jajargenjang, yang membawa siswa belajar dalam suasana menyenangkan. Permasalahan yang terjadi pada mata pelajaran matematika di SD Negeri Lumbang adalah rendahnya hasil belajar siswa yaitu terlihat pada nilai rata-rata ulangan siswa hanya mencapai 60. Hal ini dikarenakan dalam proses pembelajaran, siswa terlihat pasif dan guru belum menggunakan model yang bervariasi, Jadi, dilakukan suatu inovasi dalam pembelajaran matematika dengan model Quantum Teaching yaitu dengan belajar yang memperhatikan kondisi emosional siswa (gembira dan antusias) agar selalu termotivasi belajar. Oleh karena itu perlu diadakan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa tentang segitigan dan jajargenjang di kelas IV SD Negeri Lumbang Muara Uya. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setting penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Lumbang Muara Uya pada semester 1 tahun pelajaran 2022/2023, dengan jumlah siswa 25 orang yaitu terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 13siswa perempuan. Jenis data pada penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dengan tes hasil belajar dianalisis secara deskripsi dengan teknik persentasi, sedangkan data kualitatif diambil dengan cara mengobservasi aktivitas guru dan siswa dianalisis dengan menginterpretasi data berdasarkan distribusi frekuensi yang disimpulkan ke dalam kategori dan dibandingkan indikator yang ditetapkan. Hasil penelitian membuktikan bahwa dengan menerapkan pembelajaran Quantum Teaching maka hasil belajar matematika siswa kelas IV tentang segitiga dan jajargenjang di SD Negeri Lumbang dapat meningkat. Terlihat pada aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran dari pertemuan pertama siklus I aktivitas memperoleh nilai 40, pada pertemuan ke dua memperoleh skor 48 dan pada siklus II pertemuan pertaman memperoleh nilai 54, sedangkan pada pertemuan terakhir 60, aktivitas siswa pada pertemuan pertama memperoleh skor 58% aktivitas kelompok berada pada kualifikasi Kurang aktif, pada pertemuan kedua skor 77.35% aktivitas kelompok dalam kreteria cukup aktif. Sedangkan pada siklus 2 aktivitas siswa dalam kelompok pada pertemuan 1 memperoleh skor 86,00% berada dalam kreteria aktif dan pada pertemuan ke dua memperoleh skor 91,41% dalam kreteria sangat aktif, Hasil belajar yang dilaksanakan tiap akhir siklus meningkat dimana pada siklus I sebesar 64% menjadi 100% pada siklus II. Ini terjadi peningkatan sebesar 36% dan mencapai ketuntasan belajar secara klasikal.

Keywords

hasil belajar, quantum teaching

Article Details

References

  1. A’la, M. (2010). Quantum Teaching (Buku Pintar dan Praktis). Yogyakarta: Diva Press.
  2. Depdiknas. (2005). Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
  3. Depdiknas. (2003). Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
  4. DePorter, B., Reardon, M., & Singer-Nourie, S. (2010). Quantum Teaching. Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas (Terjemahan: Ary Nilandari). Bandung: Penerbit Kaifa.
  5. Dimyati & Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
  6. Djaenali, S. (2007). Kapita Selekta Pembelajaran. Banjarmasin: Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan.
  7. Elfanany, B. (2013). Penelitian Tindakan Kelas: Kunci-Kunci Rahasia Agar Mudah Melaksanakan PTK dan Menulis Laporan PTK untuk Guru, Dosen dan Mahasiswa. Yogyakarta: Araska.
  8. Hamalik, O. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
  9. Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
  10. Nasution, A. H. (1993). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.
  11. Sardiman, A. M. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
  12. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
  13. Sugiyanto. (2010). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka Bekerjasama dengan FKIP UNS.
  14. Suharsimi, A. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
  15. Sujanto, B. (2007). Guru Indonesia dan Perubahan Kurikulum Mengorek Kegelisahan Guru. Jakarta: CV Sagung Seto.
  16. Sumiati & Asra. (2007). Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.
  17. Suyatno. (2009). Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Massmedia Buana Pustaka.
  18. Winataputra, U. S. (2007). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.