Main Article Content
Abstract
Berdasarkan hasil supervisi kemampuan guru dalam membuat soal HOTS yang dilakukan kepala sekolah terhadap 6 (enam) orang guru di SDN Sei Missim, diperoleh data, hanya ada satu orang guru yang memiliki kemampuan membuat soal Higher Order Thinking Skills/HOTS, sedangkan lima orang guru hanya mampu membuat soal untuk mengukur ingatan saja dimana cenderung mengukur kemampuan berpikir tingkat rendah (Lower Order Thinking Skills/LOTS). Selama ini idak ada pertemuan khusus di sekolah yang mendiskusikan tentang cara membuat soal HOTS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan guru dalam membuat soal HOTS melalui workshop yang dilakukan kepala sekolah sebagai peneliti. Workshop adalah suatu pertemuan ilmiah dalam bidang pendidikan untuk mengÂhasilkan karya nyata. Melalui kegiatan ini diharapkan secara langsung menghasilkan dokumen-dokumen soal HOTS sesuai tugas masing masing. Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan di SDN Sei Missim Kecamatan Bintang Ara dengan dua siklus tindakan dengan 2 kali pertemuan di setiap siklusnya dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah 6 orang guru di SDN Sei Missim Kecamatan Bintang Ara. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan aktivitas guru selama pelaksanaan workshop. Pada siklus 1 pertemuan 1 rata-rata aktivitas guru 48%, meningkat pada pertemuan 2 menjadi 61%. Pada siklus I1 pertemuan 1 meningkat menjadi 70% dan meningkat lagi pada pertemuan 2 menjadi 82%. Kemampuan guru dalam membuat soal HOTS setelah dilaksanakan workshop juga meningkat dimana pada siklus 1 pertemuan 1 rata-rata kemampuan guru 52%, meningkat pada pertemuan 2 menjadi 63%. Pada siklus I1 pertemuan 1 rata-rata kemampuan guru 72%, meningkat pada pertemuan 2 menjadi 81%. Dengan demikian pelaksanaan workshop dapat meningkatkan kemampuan guru dalam membuat soal HOTS.
Keywords
Article Details
References
- Arifin, Z. (2012). Evaluasi pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
- Bachtiar. (2011). Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
- Badudu, J. S. (2008). Macam-Macam Pelatihan. Jakarta: Bumi aksara.
- Dalle, J. (2010). Metodologi umum penyelidikan reka bentuk bertokok penilaian dalaman dan luaran: Kajian kes sistem pendaftaran siswa Indonesia. Thesis PhD Universiti Utara Malaysia.
- Depdiknas. (2004). Kurikulum Pendidikan Dasar. Jakarta: Depdiknas.
- Ferdy, F. (2010). Lokakarya atau Workshop. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
- Imron, A. (2015). Pembinaan Guru di Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya.
- Kartini & Kartono. (2017). Kamus Psikologi Pendidikan. Bandung: CV. Pionerjaya.
- Kunandar. (2008). Guru Profesional Implementasi Kurikulum dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Grafindo Persada.
- Mulyasa, E. (2009). Satndar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
- Roqib, M. (2009). Kepribadian Guru. Yogyakarta: Grafindo.
- Syahrir. (2011). Profesionalisme Guru. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
- Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005. Tentang Guru dan Dosen. Jakarta Depdiknas.
- Usman, M. U. (2004). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
- Wijaya, C. (2011). Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.